Minggu, 11 September 2011

Sejauh Mana Kita Mengasihi Sesama?

Markus 12:31
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.

Seorang guru besar mengajar di tiga universitas terkenal di negaranya. Kita pasti yakin bahwa ia adalah seorang yang pandai, terhormat dan memiliki penghasilan tinggi sebagai hasil dari kedudukannya. Tapi yang mengagetkan, dia meninggalkan semua kehormatan dan profesinya untuk mengabdikan diri pada pelayanan sosial. Dia mengurus seorang muda yang cacat, mulai dari menyuapi, memandikan, sampai membuang kotorannya. Ketika ditanya oleh seseorang: "Mengapa Bapak melakukan semua ini, hanya demi seorang cacat?" Guru besar ini melontarkan jawaban yang mengharukan: "Bagi saya, walaupun dia cacat, dia seorang yang sangat berharga di hadapan Allah, maka layak bagi saya memberikan waktu saya untuk mendampinginya. Dia sangat berharga bagi saya."

Sanggupkah kita menyampaikan kalimat yang sama seperti guru besar tersebut? dia memandang seorang yang cacat sebagai pribadi yang berharga, sama seperti Allah memandangnya. Atau kita hanya mau mengasihi, menghargai orang yang sehat, pandai dan kaya? Hukum kedua yang Tuhan Yesus ajarkan adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Sudahkah hati kita tersentuh melihat yang kekurangan, tangan kita terulur memberi bantuan dengan penuh kasih, apapun kondisi mereka? Sudahkah mulut kita berdoa bagi sesama yang sedang mengalami musibah?
KASIH jangan hanya disimpan dalam kotak hati kita, tetapi bukalah kotak tersebut dan bagikan bagi mereka yang membutuhkannya.
 
_____________________________________________________________
 
Mark 12:31
And the second is: Love your neighbor as yourself. There is no other commandment greater than these.

A great teacher taught at three universities in the country. We certainly believe that he is an intelligent, respectable and has a high income as a result of his position. But the surprise, he left all the honor and the profession to devote himself to social services. He's taking care of a young man with disabilities, ranging from feeding, bathing, to defecate. When asked by someone: "Why do you do all this, just for the sake of a disability?" This great Guru threw a poignant answer: "For me, despite his disability, he is a very precious in the sight of God, then it is worth for me to give my time to be with her. He was very precious to me."

Can we deliver the same sentence as the great teacher? he looked at someone with a disability as a person of value, just as God looked at him. Or we just want to love, appreciate a healthy, smart and rich? The second law of the Lord Jesus taught is to love neighbor as oneself. Have our hearts are touched to see the shortcomings, our arms outstretched to give assistance with compassion, regardless of their condition? Have the mouth we pray for others who are experiencing disaster?
YOU do not just stored in boxes of our hearts, but open the box and distribute to those who need it.

Jumat, 03 Juni 2011

Kemenangan Atas Tragedi

Yakobus 1:17
“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 4; Yohanes 14; 1 Tawarikh 20-22

Kunci untuk memahami tragedi adalah memahami sumbernya. Kematian, sakit hati, dan bentuk tragedi lainnya yang masuk ke dunia ini akibat dosa. Ketika manusia pertama, Adam dan Hawa berdosa di Taman Eden, mereka bukan sekedar melakukan sesuatu yang dilarang Allah. Itu adalah pemberontakan terang-terangan yang memalukan terhadap Allah yang telah menciptakan mereka dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Perbuatan mereka merupakan penyerahan terhadap godaan untuk “menjadi seperti Allah” (Kejadian 3:5).

Setiap kuburan, rumah sakit, penjara, ruang sidang menjadi saksi dari pemberontakan yang mengerikan tersebut. Saya tidak tidak sepenuhnya mengerti mengapa Allah mengizinkan kejahatan terjadi. Namun, yang pasti kejahatan bisa kita lihat, dengar dan alami karena kita hidup dalam dunia yang jahat. Oleh karena itu, jangan pernah menganggap enteng dampak dari dosa.

Apakah tragedi dosa yang terbesar? Itu adalah salib - karena jika bukan karena dosa, Yesus tidak harus mati. Tetapi Yesus menang atas tragedi dan kita pun dapat seperti itu, berkat Dia.

Kristus adalah anugerah terbaik yang diberikan Allah Bapa bagi kita, umat manusia.

Kamis, 19 Mei 2011

Pertolongan yang Tak Terduga

Yosua 2:4
“Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 139; 2 Korintus 12; 2 Samuel 5-6

Pada tahun 1803, Thomas Jefferson memerintahkan Lewis and Clark untuk memimpin suatu ekspedisi melintasi bagian Amerika yang belum terjelajahi sampai ke Pantai Pasifik. Ekspedisi ini dinamai Corps of Discovery (Satuan Penemuan) sesuai dengan namanya. Ekspedisi itu mendata 300 spesies baru, mengidentifikasi hampir 50 suku Indian, dan menjelajahi medan yang belum pernah disaksikan orang Eropa sebelumnya.

Dalam perjalanan, mereka bergabung dengan seorang pedagang bulu dari Perancis dan istrinya, Sacajawea. Mereka segera menyadari bahwa sang istri berperan sangat penting sebagai pemandu dan penerjemah.

Dalam perjalanan itu, Sacajawea bertemu dengan keluarganya. Kakak laki-lakinya telah menjadi seorang kepala suku, dan ia membantu mereka mendapatkan kuda dan peta daerah Barat yang belum tergambar. Tanpa bantuan tak terduga dari Sacajawea dan saudaranya, ekspedisi itu belum tentu berhasil.

Alkitab menceritakan sebuah ekspedisi yang bisa mendapat pertolongan yang tak terduga. Orang-orang Israel mengirimkan mata-mata memasuki Yerikho, sebuah kota yang berada di tanah yang dijanjikan kepada mereka. Disana, mata-mata Israel tinggal di rumah Rahab, seorang perempuan sundal. Wanita itu setuju untuk menjamin keluar mereka asalkan ia dan keluarganya dilindungi saat kota tersebut diruntuhkan. Para mata-mata ini setuju dengan syarat yang diajukan Rahab.

Singkat cerita, mata-mata Israel berhasil lolos dari Yerikho dan kembali kepada Yosua. Mereka pun menceritakan segala sesuatu yang mereka alami disana kepada Yosua. Saat tiba penghancuran Yerikho, kedua pengintai ini pun menyelamatkan Rahab beserta orang-orang yang ada di dalam rumahnya tepat seperti yang mereka janjikan. Yosua dan bangsa Israel pada akhirnya berhasil memperoleh kemenangan besar seperti yang Allah janjikan kepadanya.

Dari kisah diatas, kita dapat melihat bagaimana Allah memakai Rahab sebagai sumber bantuan untuk menggenapi janji-Nya kepada Yosua dan bangsa Israel. Sebuah pertolongan yang yang manusia se-pintar apapun belum tentu bisa merancangkannya.

Apakah saat ini Anda sedang mengalami suatu tantangan? Ingatlah, Allah dapat memberikan pertolongan dari sumber-sumber yang tak terduga.

Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kuasa. Dia dapat membuka jalan bagi setiap persoalan kita walaupun sepertinya semua jalan itu telah tertutup
 
____________________________________________________________
 
Joshua 2:4
"But she had brought and hid the two men"

Reading The Bible In One Year: Psalm 139: 2 Corinthians 12: 2 Samuel 5-6

In 1803, Thomas Jefferson ordered Lewis and Clark to lead an expedition through the unexplored part of America to the Pacific Coast. The expedition is named Corps of Discovery (Discovery Unit) in accordance with its name. The expedition was to record 300 new species, identified nearly 50 Indian tribes, and exploring the terrain that has never seen Europeans before.
On the way, they were joined by a French fur trader and his wife, Sacajawea. They soon realize that the wife plays a very important as a guide and translator.
In the trip, Sacajawea met with his family. Her brother has become a chief, and he helped them get a horse and a map of the West region that have not been drawn. Without the help of an unexpected and brother of Sacajawea, the expedition was not necessarily successful.
The Bible tells about an expedition that could receive unexpected help. The people of Israel sent spies into Jericho, a town located on land that was promised to them. There, Israeli spies living in the house of Rahab, a harlot. The woman agreed to ensure their exit as long as he and his family are protected when the city was torn down. The spy was agreed with the proposed terms Rahab.

Long story short, the Israeli spy managed to escape from Jericho and returned to Joshua. They were told everything that they experience there to Joshua. On arrival the destruction of Jericho, the spies are also saved Rahab and the people who are in his house just as they promised. Joshua and the Israelites in the end managed to get such a great victory that God promises to him.
From the story above, we can see how God used Rahab as a source of help to fulfill His promise to Joshua and the Israelites. A rescue of a man as any smart it can not necessarily design.

Are you currently are experiencing a challenge? Remember, God can provide relief from the sources of the unexpected.

God we worship is God's full power. He can open the way for every problem we though it seems all roads have been closed

Senin, 02 Mei 2011

Dari Kamar Praktek

Hagai 2:5
Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 121; 1 Korintus 10; 1 Samuel 8-9

Apakah kanker merupakan terminal akhir menuju kematian? Pertanyaan tersebut muncul setiap kali kita mendengar seseorang, keluarga atau kerabat, dinyatakan terserang kanker. Untuk mengatasi serangan kanker tersebut biasanya dilakukan klimoterapi, radioterapi, imunoterapi, kemudian paling akhir pembedahan.

Persoalan utama justru terpulang kepada bagaimana seorang dokter memilih obat berikut system pengobatannya. Agar daya tumpasnya jitu, tidak menghamburkan dana, membuang waktu serta membahayakan penderita. Ang Peng Tiam, peneliti penyakit kanker dari Rumah Sakit Mt. Elizabeth, Singapura, berkata, "Di kamar praktek saya terdapat kertas kecil, judulnya Doctor Prayer. Setiap hari, meski sudah sangat hafal, syair tersebut akan selalu saya baca ulang. Sebab saya merasa talenta, sikap profesional berikut apa yang telah dan akan saya lakukan, semuanya berhasil berkat campur tangan Tuhan". Pengalaman dari kamar praktek tersebut menegaskan tentang masih tetap terbukanya kesempatan untuk sembuh bagi para penderita kanker. Masih ada harapan.

Pekerjaan kita bukan hanya menghasilkan uang yang setiap bulan kita terima. Kiranya pekerjaan kita menerbitkan pengharapan bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain!

Pekerjaan dengan melibatkan Tuhan di dalamnya mampu menyelesaikan banyak hal yang tak mampu diselesaikan secara manusia.

__________________________________________________________________
Haggai 2:5
But now, strengthen your heart, O Zerubbabel, saith the LORD, strengthen your heart, O Joshua son of Jozadak, the high priest; strengthen your heart, all you people of the land, saith the LORD; work, for I am with you, saith the LORD of hosts.

One year Bible reading: Psalm 121: 1 Corinthians 10: 1 Samuel 8-9

Whether cancer is a terminal end to the death? The question arises every time we hear a person, family or relatives, stated esophageal cancer. To overcome the attack is usually done klimoterapi cancer, radiotherapy, immunotherapy, then at least the end of surgery.

The main problem actually terpulang to how a doctor choose the following drug treatment system. Tumpasnya power for telling, not wasting money, wasting time and endangering patients. Ang Peng Tiam, cancer researcher from the Hospital Mt. Elizabeth, Singapore, said, "In my practice room there is a small paper, the title Doctor Prayer. Every day, though it was very familiar, these poems will always be my reread. Because I feel talent, professional attitude and follows what I would do , it all worked out thanks to the intervention of God. "The experience of the practice rooms still insisted on opening the opportunity for recovery for people with cancer. There is hope.

Our work is not only making money every month that we receive. Presumably the work we publish hope not only for ourselves, but also for others!

Work with the involvement of God in it can accomplish many things that can not be resolved in humans.

Selasa, 19 April 2011

Human Error

Mazmur 139:13
“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 98; Lukas 10; Yosua 7-8

Seorang pria yang dikenal jenius dan teliti mendapat sebuah proyek jutaan dollar Amerika Serikat dari pemerintah. Dengan uang sebanyak itu, ia diminta untuk membuat robot yang bisa melakukan apa yang dilakukan manusia. Dibantu oleh lima orang asisten, ia pun memulai pekerjaannya.

Sehari berlalu, sebulan berlalu, setahun berlalu hingga tidak terasa hari dimana ia harus menunjukkan hasil pekerjaannya di depan para pejabat pun tiba. Dengan sangat percaya diri, ia memerkan hasil karya yang ia anggap sebagai master piece kepada para undangan yang datang saat itu. Ruangan tiba-tiba menjadi semarak ketika robot bernilai jutaan dollar tersebut tampil dan menyapa semua yang hadir disana.

Setelah selesai menyapa orang-orang yang hadir di ruangan, robot itu pun mulai beraksi. Dipandu instruksi dari penciptanya, benda terbuat dari besi itu pun melakukan berbagai atraksi seperti layaknya seorang manusia. Semua yang diinstruksikan, ia jalani begitu sempurna, tidak ada cacat sama sekali. Namun, saat hendak melakukan atraksi terakhir, robot ini diam kaku. Pria itu begitu kaget. Perintah telah diucapkannya berkali-kali, namun hasilnya tetaplah sama.

Suasana ruangan menjadi gaduh. Semua yang hadir disana disana bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Ketika pria itu mendekati sang robot dan memeriksanya, ia begitu terkejut karena ternyata ia melupakan satu bagian terkecil dari robot yang apabila itu tidak dipasang akan membawa dampak buruk bagi ciptaannya tersebut. Sadar akan kekeliruan yang dibuat, pria itu meminta maaf kepada para undangan yang hadir dan mengatakan bahwa itu semua terjadi akibat kesalahannya yang tidak memeriksa kembali sang robot sebelum dipertunjukkan.

Bersyukurlah kepada Allah karena Dia tidak sedikit pun melakukan kesalahan ketika menciptakan Anda. Setiap detail tubuh Anda dikerjakan oleh tangan-Nya dengan sungguh sangat sempurna. Tidak ada kesalahan di dalamnya. Manusia bisa melakukan error ketika membuat sesuatu, tetapi Dia tidak dan tak akan pernah melakukannya.

Tingkat kekeliruan Allah saat merancang kita adalah nol persen.

                                                                                                                           

Psalm 139:13"For Thou art pieces that make up my waist, I weave in her womb."
 

Reading The Bible In One Year: Psalm 98, Luke 10, Joshua 7-8
 

A man who recognized genius and meticulous get a project the United States millions of dollars from the government. With that much money, he was asked to create a robot that can do what humans do. Assisted by five assistants, he started his job.
 

A day passed, a month passed, a year passed until the day he feels no need to show the results of his work in front of officials arrived. With so confident, he memerkan the work that he considered a master piece to the invitation that came at that time. The room suddenly became lively when the robot is worth millions of dollars appear and greet all those present there.
 

When finished greeting the people in attendance in the room, the robot began to act. Guided instructions from its creator, objects made of iron that was doing a variety of attractions like a human. All are instructed, he lived so perfect, no defects at all. However, when they want to do the last attraction, the robot is still stiff. The man was so shocked. The command has been spoken many times, but the result remains the same.
 

The atmosphere of the room became noisy. All those present there there wondering what was going on. As the man approached the robot and check it out, he was so surprised because it turned out he forgot one little detail of a robot that will be installed if it does not adversely impact these creations. Aware of the mistake made, he apologized to the audience and said that it all happened due to mistake of not checking back to the robot before it is displayed.
 

Be thankful to God because He is not at all make mistakes when creating your. Every detail of your body is done by His hands with truly was perfect. There are no mistakes in it. Humans can make errors when I create something, but he did not and would never do that.
 

Level mistake when designing our God is zero percent.

Rabu, 13 April 2011

Start From Zero

Lukas 19:17
"Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota."


Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 11; Matius 11; Kejadian 21-22


Mungkin tidak semua diantara Anda mengenal sosok pria yang satu ini, tetapi bila melihat apa yang dilakukannya, Anda pasti kagum dan ingin tidak akan percaya. Dunia mencatat namanya sebagai penakluk Gunung Everes yang memiliki puncak tertinggi di dunia Ya, nama orang ini adalah Tensing Norgay.


Sebelum Norgay membuat dunia terkagum dengan apa yang dikerjakannya, ia menemani para pendaki gunung sebagai Sherpa (pengangkut barang). Itu dilakukannya tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali. Mulai dari gunung yang memiliki ketinggian 22.000 kaki sampai lebih dari 29.000 kaki, semua telah dilaluinya, bahkan ia harus turut serta dalam enam kali pada tujuh tim ekspedisi sebelum benar-benar menaklukkan gunung Everest.


Apa yang bisa kita pelajari dari seorang Tensing Norgay? Ia memulai sesuatu yang besar dari nol - he start from zero. Tidak ada kesuksesan yang datang tiba-tiba atau hasil yang mengagumkan dengan hal yang sangat kecil. Seorang penulis buku pernah menuliskan dalam satu hasil karyanya seperti ini, "kita tidak perlu hebat untuk memulai, tetapi kita harus memulai untuk menjadi hebat."


Apa yang saat ini Anda miliki di dalam diri Anda? Identifikasi hal itu dan mulailah dari sana. Ketika Anda setia melakukan hal-hal kecil itu, maka hal-hal yang besar telah menanti di depan untuk Anda kerjakan.


Sesuatu yang spektakuler tidak akan pernah ada apabila tanpa diawali dengan melakukan hal yang sederhana.


Luke 19:17
"He said to him: Well done, my good servant: thou hast been faithful in small matters, therefore, please take authority over ten cities."

Reading the Book of One Year: Psalm 11; Matthew 11; Genesis 21-22

Maybe not all of you are familiar with the figure of man on this one, but if you see what it does, you definitely will not be impressed and want to believe. World record his name as conqueror of Mount Everes which has the highest peak in the world Yes, the name of this person is Tensing Norgay.

Before Norgay made ​​the world is amazed with what he does, he accompanied the mountaineer as a Sherpa (porters). It did not once, but several times. Starting from the mountain which has a height of 22,000 feet to more than 29,000 feet, all have gone through, even he must take part in the six times in seven expedition team before actually conquer Mount Everest.

What can we learn from a Tensing Norgay? He started something big from scratch - he start from zero. There is no success that comes suddenly or amazing results with very small things. An author once wrote in one of her work like this, "we do not need to be great to start, but we must start to become great."

What do you currently have within you? Identify it and start from there. When you are faithful to do the little things, then big things have been waiting in front for you to do.

Something spectacular will never exist if not preceded by doing simple things.

Selasa, 12 April 2011

Obat Gerutu

I Korintus 13:4
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 31; Kisah Para Rasul 3; Keluaran 11-12

Mungkin Anda pernah dengar pernyataan pendeta seperti ini ketika membicarakan bangsa Israel yang berkeliling selama 40 tahun di padang gurun, "Yang membuat mereka (bangsa Israel) berada di padang gurun selama puluhan tahun bukanlah karena rencana Allah, tetapi karena mereka sering menggerutu," Bila kita membaca Alkitab secara seksama, memang hal inilah yang membuat bangsa pilihan Allah tersebut begitu lama sampai ke tanah perjanjian.

Menggerutu adalah dosa terlalu umum di antara orang-orang Kristiani dan diakui atau tidak, sebagian dari mereka merupakan penggerutu kronis. Mereka terampil dalam menemukan kesalahan seseorang yang secara aktif berusaha untuk melayani Tuhan. Kita pun pernah melakukannya.

Obat terbaik untuk kebiasaan dosa ini adalah kasih yang berasal dari Allah. Itu mudah diciptakan, namun sulit untuk dilakukan. Pertama, kita harus sadar menginginkan apa yang terbaik dari Allah bagi setiap orang. Kasih itu sabar,..murah hati; ia tidak cemburu .... ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (I Korintus 13: 4-5). Lalu, setelah kita menyadari hal ini maka kita harus tahu menerapkannya dalam perbuatan.

Marilah kita masing-masing refleksi diri pagi hari ini, apakah kita selama ini adalah orang yang menggerutu atau tidak? Jika memang iya, bertobatlah. Jika di kemudian hari Anda sepertinya ingin mencari-cari kesalahan seseorang, lawanlah dorongan itu dan berusahalah melakukan kebaikan bagi orang tersebut (Galatia 6:10). Lakukanlah hal ini dengan setia, dan pada saatnya nanti Anda akan sembuh dari sikap menggerutu.

Menggerutu tidak akan membuat Anda terlepas dari masalah, tapi dengan mengucap syukur Anda kuat menghadapi masalah.